Mindi (Melia azedarach L)

Mengenal Kayu Mindi: Kayu Indah dengan Ketahanan Lemah


   Di antara berbagai jenis kayu tropis yang biasa diperdagangkan, nama kayu mindi cukup populer di telinga masyarakat. Mindi yang dihasilkan dari pohon mindi atau Melia azedarach L adalah kayu yang banyak dibudidayakan di berbagai negara beriklim tropis. Habitat asli pohonnya adalah India dan Myanmar. Tapi saat ini, Indonesia pun telah memproduksi tanaman mindi sendiri.


Klasifikasi Pohon Mindi

Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Melia
Spesies: Melia azedarach


   Di Sumatera, Mindi dikenal dengan nama renceh. Sedangkan di Jawa, tanaman ini biasa disebut dengan istilah gringging dan cakra-cikri. Secara umum tanaman M. azedarach ini memiliki cabang yang sangat banyak. Kulit batangnya sendiri berwarna coklat tua dengan bentuk yang silindris. Pohon tak berbanir dan kulitnya menampilan alur garis dan bersisik.

   Bila dilihat (tanpa membuka kulit) pohon akan terlihat berwarna keabuan dengan daun majemuk dan menyirip ganda. Panjang daun bervariasi dari 20 cm hingga 80 cm. Anak daunnya sendiri berbentuk bulat telur dengan tepi yang bergerigi. Sementara bunganya tergolong dalam bunga majemuk dengan panjang malai 10 hingga 20 cm. Bunga muncul dari ketiak daun.

   Di masyarakat awam, pohon ini telah digunakan untuk berbagai kebutuhan dari sekadar untuk kayu bakar hingga untuk obat. Namun idealnya, kita tahu Mari cermati kelebihan dan kekurangan kayu mindi sebelum menggunakannya.


Manfaat Kayu Mindi

   Sebagai kayu komersil, mindi banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan mebel. . Kayu ini kerap kali dipakai untuk membuat almari, meja, kursi, hingga ranjang. Selain itu, mindi juga sudah digunakan (dan memiliki potensi yang baik) untuk membuat beragam produk kerajinan seperti figura hingga hiasan meja kecil. Beberapa kalangan juga menggunakan kayu ini untuk membuat alat musik. Namun pnggunaan mindi dalam bidang konstruksi tergolong rendah. Begitu pula dalam pembuatan produk yang memerlukan wood strength tinggi.

   Ya, secara umum, kayu kayu ini sangat jarang dimanfaatkan untuk keperluan yang memerlukan kekuatan tinggi. Mengapa demikian? Uraian singkat mengenai karakter mindi di bawah ini akan menjawab pertanyaan tersebut.



Mindi Bukan Kayu Kuat

   Alasan utama tidak digunakannya mindi sebagai bahan konstruksi bangunan adalah kekuatannya yang tidak terlalu baik. Substrat mindi tidak cukup kokoh untuk keperluan struktural seperti tiang dan bahan konstruksi yang lain. Kelas keawetan mindi hanya pada grade II-II. Proses pengeringannya pun harus dilakukan sangat hati-hati karena kayu ini mudah retak dan melengkung. Baik pengaturan suhu maupun lama pengeringan harus dikontrol untuk menghindari kerusakan masif yang dapat menyebabkan kerugian besar.

   Di luar itu, mindi juga tidak begitu tahan terhadap berbagai jenis hama. Kayu ini termasuk kayu yang rentan terhadap serangan serangga maupun jamur. Penggunaannya sebagai furniture outdoor seperti sebagai bahan baku bangku taman maupun meja eksterior kurang begitu direkomendasikan. Mindi lebih pas digunakan sebagai furniture indoor. Akibat sifatnya ini, treatment pengawetan bukan lagi merupakan pilihan, tapi sudah menjadi kebutuhan.


Unggul dari Segi Estetika

   Meski tidak memiliki ketahanan yang baik, tetapi mindi juga memiliki keunggulan yang membuatnya memiliki pangsa pasar spesifik. Kayu mindi dikenal dengan pola seratnya yang indah dengan pori-pori besar yang terlihat eksotik. Jenis bahan ini sangat cocok digunakan untuk kebutuhan mebel antik dengan finishing transparan open pore. Warna pola seratnya dapat Anda perjelas dengan cat khusus seperti BioColours Glaze. Untuk membuatnya close pore agar permukaan lebih halus, Anda bisa memanfaatkan wood filler dengan warna natural.


   Di Indonesia sendiri, mebel dengan tipe finishing antik memang tidak begitu disukai. Tetapi tipe tersebut justru sangat disukai pasar ekspor utamanya di negara-negara Eropa. Pelaku usaha yang memanfaatkan kayu ini pun umumnya pelaku usaha yang menyuplai kebutuhan eskpor untuk mebel yang mengutamakan estetika.


Yuk Awetkan Kayu Mindi

   Pengawetan kayu Melia azedarach ini sebetulnya bisa dilakukan dengan mudah. treatment pengawetan toh pada dasarnya bukan treatment asing dalam industri perkebunan hingga woodworking. Meski, diperlukan kesadaran lebih dari para pelaku usaha supaya mau menerapkan treatment yang lebih baik.

   Selama ini, tak jarang pelaku usaha yang masih menggunakan bahan pengawet taburan yang kurang efektif. Metode penaburan sendiri sebenarnya sangat jauh dari ideal. Obat yang dipakai pun kadang kala sulit meresap. Padahal, aplikasi pengawetan yang tak efektif, di sisi lain malah bisa merugikan diri sendiri.

   Pengawetan idealnya dilakukan dengan baik. Ada berbagai metode yang bisa dipilih, namun untuk pengawetan yang dilakukan petani kayu, idealnya digunakan metode perendaman dan vakum tekan. Sedangkan untuk pelaku usaha woodworking seperti produsen lantai kayu, produsen mebel, dan produsen kerajinan, setidak-tidaknya diaplikasikan metode pemulasan.

   Dengan aplikasi pengawetan yang baik, keindahan kayu mindi bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang lebih lama. Masyarakat sebagai pembeli pun pasti akan lebih senang sehingga citra mindi bisa terangkat. Sedikit banyak hal ini akan mengikis tingginya permintaan akan mebel jati yang sudah tidak sehat.


Simpulan

   Dari penjelasan di atas, ada beberapa poin yang bisa kita simpulkan, yakni :

  1. Salah satu kayu komersil yang memiliki potensi tinggi untuk dimanfaatkan dalam industri woodworking adalah kayu mindi. Kayu yang berasal dari Myanmar dan India ini bahkan sudah dibudidayakan di Indonesia.
  2. Kayu ini memiliki keindahan yang sangat menarik dengan warna dan pola serat yang khas.
  3. Namun demikian, kayu ini juga rentan diserang hama, baik hama dari kelompok jamur ataupun serangga. Kekuatannya pun kurang baik sehingga tak direkomendasikan untuk kebutuhan rangka bangunan yang menopang beban berat.
  4. Untuk mengatasi kekurangan keawetannya sendiri, treatment pengawetan wajib dilakukan.
  5. Dan untuk pengawetan kayu mindi dengan tujuan mencegah jamur stain dan pembusuk, maka BioCide Wood Fungicide dan BioCide SFP bisa diandalkan. BioCide Wood Fungicide bisa digunakan untuk mencegah jamur stain.

Demikianlah informasi yang bisa kami bagikan di kesempatan kali ini. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat untuk Anda ya.



Komentar