KARAKTER DAN KEGUNAAN KAYU PULAI / PULE (Alstonia scholaris)
Kayu pulai adalah salah satu jenis kayu komersil di Indonesia. Seperti apa ya karakter dan kegunaan kayu ini?
Pernahkah Anda mendengar nama pohon pulai? Kebanyakan orang Indonesia mengenal pohon jati, beringin, merbau, dan masih banyak lagi. Namun demikian, sangat jarang orang yang mendengar mengenai pohon pulai.
Pulai sendiri sejatinya ialah tanaman dengan nama ilmiah Alstonia scholaris. Tanaman ini ditemukan di beberapa pulau di Indonesia seperti Sumatera dan Jawa. Alstonia scholaris tergolong kayu keras dan memiliki beragam nama lokal mulai dari kayu lame, gabus, kayu lamo, sampai kayu jelutung.
Pendayagunaan kayu pulai di masyarakat secara umum masih minim. Ini disebabkan karena karakteristik kayu yang kurang keras. Orang-orang di pulau Jawa dan Sumatra akan menggunakan kayu lain yang lebih baik yang kualitasnya lebih baik. Misalnya saja kayu nangka dan juga jati. Tapi tentu saja, tak berarti pohon ini tak dianggap bermanfaat sama sekali. Dalam banyak hal, pulai sering digunakan untuk membuat perkakas serta benda kerajinan.
Selain itu, karena warna daunnya yang menarik, pohon ini sering dijadikan tanaman hias. Kulitnya sendiri dipakai untuk obat tradisional seperti obat radang tenggorokan.
Dilihat dari tampilannya, pulai bisa tumbuh hingga 40 meter. Batangnya berwarna gelap dengan pembungaan majemuk. Akarnya merupakan akar tunggang dengan warna coklat. Pohon ini akan menghasilkan bunga di bulan oktober yang memiliki wangi semerbak. Bunga memiliki kelopak bulat telur dengan warna putih kekuningan. Adapun, biji yang dihasilkan berbentuk oval dan berambut. Biji dihasilkan dari buah kecil berukuran 20 hingga 50 mm yang berbentuk seperti pita.
Klasifikasi Ilmiah
Beriktut ini klasifikasi ilmiah tanaman Alstonia scholaris.
Persebaran Tanaman Pulai
Pulai tersebar di berbagai negara di dunia, khususnya di Asia pasifik, asia selatan, dan Australia. Tanaman ini ditemukan tumbuh di China khususnya di Guangxi dan Yunnan, di India, Nepal, Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh, negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan Papua Nugini serta Solomon dan Australia.
Khasiat
Sebagaimana disebut di atas, tanaman ini sering dipakai untuk membuat obat tradisional. Selain radang tenggorokan, pule kadang dipakai untuk mengatasi demam serta menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan karena ekstrak batangnya yang mengandung zat seperti flavonoida, saponire, dan polifenol. Namun tentu butuh penelitian lanjutan untuk menentukan fungsi kulit batang tanaman ini.
Yang menarik, pada buku berjudul The Useful Native Plants of Australia yang diterbitkan tahun 1989, ternyata kegunaan pulai di bidang kedokteran sudah disebut-sebut. Pada buku tersebut, konon pile dipakai untuk mengatasi masalah buang air besar yang bermasalah. Konon tanaman ini bisa mengatasi diare kronis serta disentri yang sudah parah.
Manfaat dan Kegunaan Kayu Pulai
Kayu pule bukan termasuk kayu yang keras dan awet. Dan seringkali, kayu ini digunakan untuk membuat pensil. Apalagi pohon pulai juga cepat tumbuh. Namun selain fungsi ini, ternyata beberapa kalangan masyarakat sudah menggunakan pulai untuk :
- Membuat berbagai perkakas rumah tangga misalnya saja untuk pegangan
- Membuat kotak-kotak wadah
- Membuat furniture, khususnya furniture indoor yang tidak membutuhkan kekuatan dan keawetan yang baik.
- Membuat berbagai kerajinan tradisional seperti patung
- Membuat berbagai kerajinan kontemporer seperti vas bunga dan hiasan dinding.
Komentar
Posting Komentar