Pohon Rengas/Ingas
Mitos memang tidak sepenuhnya benar tapi di balik mitos-mitos yang beredar ada suatu anjuran yang baik. Kebanyakan masyarakat masih belum banyak mengetahui tentang fakta apa saja yang ada pada pohon yang bernama latin Gluta renghas L ini. Pohon ini banyak ditemui tumbuh di daerah Madagaskar, India, China bagian selatan, dan beberapa kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia. Saat ini agak sulit menemui jenis pohon ini di wilayah Indonesia itu karena tanaman ini cenderung banyak dihindari oleh masyarakat.
Pohon tanaman ini biasanya tumbuh dengan ketinggian 45 hingga 50 meter. Serta memiliki batang berukuran 90 hingga 120 cm cukup lebar bukan, untuk tekstur luar dari batang pohon ini biasanya kasar, memecahkan atau mengelupas seperti sisik. Selain itu juga memiliki warna kulit batang berwarna jingga kemerahan, coklat kemerahan, abu-abu kemerahan, dan ada juga yang berwarna coklat keabu-abuan.
Pada bagian batangnya terdapat noda-noda getah berwarna kehitaman. Sedangkan untuk kulit di bagian dalamnya berwarna kemerahan dan juga kemerah jambuan. Getah yang dihasilkan dari pohon ini biasanya berwarna pucat dan agak gelap namun akan berubah menjadi kehitaman jika terpapar udara.
10 Fakta Kayu Rengas yang Jarang Diketahui
Bagi Anda yang sedang mencari fakta-fakta mengenai pohon rengas, silahkan menyimak penjelasan di bawah ini hingga selesai.
- Siapa sangka getah yang dianggap beracun ini dapat dimanfaatkan dalam kegiatan industri. Resin getah dari pohon ini biasanya digunakan dalam industri cat pernis.
- Beberapa jenis pohon ini memiliki biji yang dapat dikonsumsi setelah diolah dengan proses pemanggangan.
- Kayu ini juga dimanfaatkan sebagai material dalam pembuatan furniture. Sedangkan untuk yang berukuran lebih besar biasanya digunakan untuk balok rumah, jembatan, rel kereta api, dan lain-lain.
- Sebelum digunakan sebagai material furniture dan lain-lainnya, kayu pohon ini harus melalui proses pengeringan getah agar aman digunakan.
- Kayu dari pohon ini memiliki motif serat-serat kayu yang indah, tampak seperti garis-garis yang tersusun lumayan rapi.
- Selain memiliki motif serat-serat kayu yang indah, kayu dari pohon ini juga memiliki warna yang menawan berwarna kemerahan ada juga yang berwarna coklat kemerahan sangat unik dan berbeda dengan warna kayu kebanyakan.
- Memiliki bentuk daun yang sedikit oval memanjang dengan ujung runcing. Serta memiliki warna daun berwarna hijau.
- Bunga-bunganya berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna merah jambu ketika sudah tua.
- Memiliki buah berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna coklat kemerahan saat telah matang.
- Kayunya dapat berangsur-angsur berubah warna yang awalnya berwarna merah menjadi merah gelap atau coklat kemerahan setelah terpapar sinar matahari langsung.
Klasifikasi Ilmiah
- Gluta beccarii (Engl.) Ding Hou, rengas paya
- Gluta cambodiana Pierre
- Gluta capituliflora Ding Hou
- Gluta celebica Kosterm.
- Gluta compacta Evrard
- Gluta curtisii (Oliv.) Ding Hou
- Gluta elegans (Wall.) Kurz
- Gluta glabra (Wall.) Ding Hou
- Gluta gracilis Evrard
- Gluta laccifera (Pierre) Ding Hou
- Gluta lanceolata Ridl.
- Gluta laxiflora Ridl.
- Gluta longipetiolata Kurz
- Gluta macrocarpa (Engl.) Ding Hou
- Gluta malayana (Corner) Ding Hou, kilakap
- Gluta megalocarpa (Evrard) Tardieu
- Gluta oba (Merr.) Ding Hou, oba
- Gluta obovata Craib
- Gluta papuana Ding Hou
- Gluta pubescens (Ridl.) Ding Hou
- Gluta renghas L., rengas tembaga
- Gluta rostrata Ding Hou
- Gluta rugulosa Ding Hou, umpoh
- Gluta sabahana Ding Hou, rengas mangga
- Gluta speciosa (Ridl.) Ding Hou, rengas bulu
- Gluta tavoyana Hook.f.
- Gluta torquata (King) Tardieu
- Gluta tourtour Marchand
- Gluta travancorica Bedd.
- Gluta usitata (Wall.) Ding Hou
- Gluta velutina Blume, rengas pendek
- Gluta wallichii (Hook.f.) Ding Hou, rengas burung
- Gluta wrayi King.
Persebaran
Marga dari pohon ini tersebar secara alami di daerah Madagaskar, India, Burma, Andaman, Indochina, Tiongkok selatan, Thailand, Semenanjung Malaya dan Indonesia kecuali Nusa tenggara. Pohon ini sering hidup di dekat aliran sungai maupun rawa. Dengan keberadaannya di daerah tersebut, dapat memudahkan persebaran benih-benih baru untuk tumbuh dan berkembang di daerah yang dijangkau oleh aliran air sungai. Selain itu, pohon ini mampu menguatkan tepi aliran sungai, sehingga pengikisan dan pendangkalan sungai dapat diminimalisir.
Ciri-ciri Morfologi
Secara fisik, pohon rengas termasuk pohon berkambium, ketinggiannya mencapai 45-50 m. Pohon ini memiliki percabangan yang besar dan panjang. Batang biasanya silindris, kadang berlekuk di dekat pangkalnya, kadang-kadang berbatang banyak (simpodial).Diameter batang berukuran hingga 90–120 cm. Kulit luar batang bertekstur kasar, memecah, atau mengelupas seperti sisik. Warna kulit batang jingga merah, cokelat kemerahan, abu-abu kemerahan, atau cokelat keabu-abuan, sering dengan noda-noda getah berwarna tar (kehitaman). Getah pohon ini tergolong beracun, dapat melukai kulit atau menimbulkan iritasi. Karena getahnya tesebut menyebabkan pohon tersebut mendapatkan julukan sebagai pohon bergetah panas.
Kayu terasnya berwarna merah atau merah darah, yang berangsur-angsur berubah menjadi merah gelap atau cokelat kemerahan gelap setelah terkena matahari. Daun rengas bertipe daun tunggal, warnanya hijau dengan tepi rata, ujung runcing dan memiliki bertangkai tanpa daun penumpu. Daunnya juga tersusun dalam secara spiral, dan sering kali mengelompok membentuk karangan semu dengan tulang daun menjari.
Bunga rengas saat muda berwarna hijau, kemudian saat tua berwarna merah jambu, tersusun dalam malai di ketiak daun. Masing-masing berkelamin ganda (hermaprodit), kelopaknya seperti cawan dan mudah rontok. Buah berbentuk bulat tidak rata dengan berongga satu, bertangkai dan dilindungi mahkota seperti sayap, buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna coklat kemerahan.
Pohon rengas dapat menghasilkan kayu yang indah dengan warna kemerahan bergaris-garis, sehingga dapat dimanfaatkan untuk furnitur, panel-panel dekorasi, lantai, kayu lapis, dan kerajinan. Untuk ukuran yang besar, kayu rengas sering dimanfaatkan sebagai tiang/balok rumah, jembatan, bantalan rel kereta api, lunas perahu, moulding, dan lain-lain. Kandungan getahnya yang berbahaya sering membuat kayu ini jarang dimanfaatkan. Di era Inggris, kayu ini banyak digunakan untuk panel furnitur dan lemari, untuk membuat alat musik dan badan pistol. Kayunya dikenal sebagai ‘Tirunelveli Red Wood’.
Dan untuk dapat memanfaatkan kayunya dengan baik, dapat dilakukan dengan upaya mengeringkan getahnya. Kayu rengas juga diproses menjadi arang. Resin getahnya dimanfaatkan dalam industri pernis. Biji dari beberapa jenis rengas juga dapat diolah sebagai makanan. Dan salah satu dari jenis rengas diketahui dapat menghasilkan bahan pewarna.
Komentar
Posting Komentar